shopee

Sampah di Boven Digoel membutuhkan Dorongan Kesadaran semua pihak mengatasinya.

Boven Digoel, Papua Selatan – Persoalan sampah masih menjadi tantangan utama di Kabupaten Boven Digoel. Namun, di tengah keterbatasan pengelolaan, tumbuh berbagai inisiatif masyarakat yang menyalakan harapan perubahan.

Salah satunya datang dari Komunitas Anak-Anak Ambonggo Peduli Sampah. Sejak dibentuk pada 17 Agustus 2025, mereka tak henti-hentinya mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan. Pada 9 September 2025, anak-anak ini kembali turun ke jalanan Kota Tanah Merah, Distrik Mandobo, untuk membersihkan sampah yang berserakan.

Aksi sederhana itu mengundang perhatian. Dinas Kesehatan Kabupaten Boven Digoel bahkan menyempatkan diri mendatangi mereka pada 5 September 2025, menyampaikan apresiasi sekaligus harapan agar gerakan ini menggugah instansi lain.
Kisah inspiratif datang dari seorang pelajar, Martinus Irimot (12). Dengan semangat, ia bersama rekan-rekannya mengendarai motor roda tiga berkeliling kota, memungut sampah dari selokan hingga halaman rumah warga, lalu membawanya ke tempat pembuangan. Meskipun belum menyelesaikan persoalan besar, langkah kecil ini menumbuhkan optimisme bahwa anak-anak bisa menjadi agen perubahan lingkungan.

Dukungan juga datang dari aparat keamanan. Pada 30 April 2025, Polres Boven Digoel menggelar aksi bersih lingkungan dan pengecatan bundaran titik nol kilometer Tanah Merah. Kegiatan ini sekaligus menjadi kampanye kesehatan untuk mencegah penyakit berbasis lingkungan, seperti malaria.

Ke depan, solusi sistemik juga mulai dirintis. Joseph, seorang guru dari Distrik Mandobo, terpilih dalam program kepemudaan SIYLEP ke Singapura (Juni 2025). Sepulangnya nanti, ia berencana menggagas program “Clean & Green: Community Waste Awareness and Action Day” berbasis bank sampah yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua.

Gerakan-gerakan kecil ini menjadi cermin bahwa meski persoalan sampah di Boven Digoel belum tertangani tuntas, benih perubahan telah tumbuh. Dari anak-anak, guru, hingga aparat, semuanya mulai mengambil peran—sebuah modal sosial yang jika dikelola baik, bisa menjadi jalan keluar menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.